Review Novel: The Sweet Sins

 
by 



Read in March, 2013 — I own a copy
Well oke, ini novel aku beli pertama gegara judulnya yang bikin penasaran. Mungkin dalam slice of life aku juga ada yang bisa dikasih judul "The Sweet Sins". 
Dosa manis apa sih yang dilakukan si tokoh? 
Kedua, ilustrasi laki-laki yang ada di cover itu mengingatkan aku sama gambar Kim Junsu yang pernah aku lihat digambar ala-ala begitu.


Aku gak memastikan kalau itu cerita homoseksual karena rasa penasaranku sama pertanyaanku diatas tadi membuat mataku nggak fokus tiap kali baca sinopsis dibelakang cover. Dan ternyata emang bener ceritanya tentang gay. Omegat. Actually masih tabu buat aku baca novel ginian. Tapi, apa boleh buat rasa penasaranku pengen baca itu novel tetep gak ilang.

Baru baca halaman awal aku sudah cukup dibuat teriak "gilak!" berkali-kali. Walau awalnya aku gak bisa bayangin gimana jijiknya aku baca kisah homo. 
Ketika udah masuk tanda-tanda Reino si tokoh utama bakal ada apa-apanya sama si Ardo aku istirahat dulu untuk mempersiapkan mental.
Masuk, makin masuk ketengah.. yah kan.. sebenernya aku pribadi jijik juga sama adegan homo-homoannya. Jangankan homo, kalau pasangan normal aja ada beberapa adegan yang cheesy dan itu bikin aku geli.Tapi aku juga gak bakal ngehakimin ni novel mengenai homonya. 

Well, aku kasih rating dua bintang di goodreads bukan berarti aku nggak menghargai atau menjelek-jelekkan novelnya. Aku malah salut sama penulisnya yang dibela-belain nulis novel 400an halaman. Cuman, ya..idealismeku ngasih rating di goodreads emang rada tinggi. Kalau aku suka aku akan kasih tiga bintang. 

Aku nggak nyesel sih beli novel ini. Karena dari novel ini aku bisa ambil beberapa pelajaran.
1. Nulis novel atau cerita apapun kalau mau kasih sisipan ilmu-ilmu umum jangan terkesan tempelan.
2. Dari novel ini yang penulisnya bilang bahwa kepintaran si tokoh tidak menggurui tokoh lainnya justru malah berasa menggurui di akunya. Maaf ya, mungkin itu efek dari point pertama diatas.
3. Jangan terlalu teoritis kalau genre novelnya novel yang "santai".
4. Tentunya novel ini punya kelebihan. Dan yang paling aku soroti adalah mengenai setting tempatnya. Rangga mengambil setting tempat-tempat di jogja yang beberapa diantaranya aku kenal. Selain itu dia juga ngegambarin keadaan alam yang indah di beberapa spot di Jogja dan Jateng. Ada nilai plus disitu. Banyak novel yang ngambil setting luar negeri. Kenapa sih nggak mamerin isi negeri sendiri. Masih banyak tempat-tempat indonesia yang orang Indonesia sendiri malah belum kenal.

Thats all. ^^ 

2 comments:

  1. Belinya dimana sob? Di gramedia yang ada di Bandung ada gak?

    ReplyDelete

Left your words here. . Don't be silent reader ^^ comments are loveable

Powered by Blogger.