Minus Adab, Adab Dulu Baru Ilmu
Pernah banget mau ngerjain skripsi udah bolak-balik baca literatur dan buku tapi otak rasanya buntu, tidak bisa mengolah informasi yang di dapat. Ngerasa buntu yang tak berkesudahan, aku tinggalkan sejenak skripsiku dan aku ngobrol sama Allah, berdoa karena merasa saking buntu yang tak berkesudahan. Setelah kencengin doa dan ibadah lainnya baru lah sedikit demi sedikit pikiran ini mulai terbuka dan bisa mencerna informasi yang dibutuhkan untuk penyusunan skripsiku.
Ternyata, menuntut ilmu memang ada adabnya. Mengerjakan sesuatu memang ada adabnya, termasuk mengerjakan skripsi. Mungkin hambatanku selama ini dalam mengerjakan skripsi salah satunya adalah karena adabku yang minus. Tidak tahu kalau harus mendahulukan adab sebelum mengerjakan sesuatu. Secara garis besar ada beberapa adab yang mesti dipatuhi.
Sumber: Pinterest |
Pertama, adab kepada Sang Pemilik Ilmu, Allah SWT.
Bagaimana seorang diri yang bodoh ini semestinya memohon kepada Sang Empunya Ilmu untuk diberikan kemudahan dan dihilangkan hambatan-hambatannya dalam mencari Ilmu. Hambatan dalam mencari Ilmu pun bisa bermacam-macam, misalkan rasa malas, otak yang tumpul karena jarang diasah, godaan ajakan main sana-sini, dan lain sebagainya. Setelah aku menemukan hambatan dalam mengerjakan skripsi, meskipun aku udah dijelasin sama temen-temenku, rasanya susahhhh sekali masuk. Tapi ketika memohon sama Allah untuk dibukakan jalannya, dibukakan pikirannya biar bisa ngerjain skripsi, entah kenapa otak ini sudah mulai bisa diajak kerjasama, dan apa-apa yang dijelasin teman-temanku tadi jadi mudah dicerna oleh pikiranku. Itulah pentingnya merasa rendah, merasa bodoh, merasa tidak punya daya apa-apa selain dari Allah SWT.
Kedua, adab kepada sumber ilmu.
Sumber Ilmu disini bisa jadi literatur berupa buku, video, audio atau media-media pembelajaran. Pentingnya menghargai sumber ilmu salah satunya dengan tidak meng-copy tanpa ijin. Sungguh hal ini sangat aku rasakan dalam penulisan skripsi. Bagaimana aku harus belajar cara penulisan sumber, footnote, daftar pustaka, meskipun aku aku tidak bisa 100% sempurna dan sejujur itu. Cara lain beradap kepada sumber ilmu adalah dengan meletakkan buku/media tersebut pada tempat yang semestinya. Misalkan, Al Quran, akan berbeda perlakuan dengan buku TTS. Dan lagi, buku-buku rujukan yang hendak aku baca, pinjaman dari perpus itu seringkali cuma mangkrak dibawah kursi atau numpuk gitu aja di rak buku, atau parahnya lagi ngendon di tas ransel. Hingga tiba waktunya tanggal dikembalikan buku-buku itu masih belum aku sentuh secara nyata penuh kesadaran. Tak jarang aku harus kena denda bahkan dengan uang dengan itu bisa dibelikan 3 pcs baju di toko serba 35rb. Gimana mau rajin baca coba, kalau bukunya diletakkan ditempat tersembunyi atau yang agak sulit dijangkau macem bawah kursi di dalam ransel yang tertutup rapat terus ditaruh di pojok ruangan. Nah!
Ketiga, adab kepada penyampai ilmu.
Dalam hal skripsian, adalah adab kepada dosen, terutama dosen pembimbing. Dosen yang paling berperan dan dibutuhkan tanda tangan ACC seminar, sidang, dan revisinya. Hahaha. So far, aku ngerasa biasa aja caraku berbicara dengan beliau, tapi mungkin selama ini adabku dibelakangnya masih kurang bagus. Misalnya aku ber-suudzon bahwa beliau ini orang yang sulit. Kiyaaaaa entah kenyataan atau pikiranku ter-amin-kan. Tapi jujur sering aku ngumpat-ngumpat sendiri tentang beliau kalau skripsiku masih revisi. Dan demi kelulusan ini mau gak mau aku harus perbaiki adabku kepada beliau. Sebenarnya nggak cuma sama dospem aja, tapi sama dosen-dosen lain yang ikut andil dalam kelulusanku, juga petugas-petugas kampus lainnya. Baiqlaahhh. Komunikasikan dengan jelas, dengan perkataan yang baik kalau ada yang belum jelas atau ada hal yang masih nggak sesuai keinginan. Jangan suka ngomongin keburukan atau cari-cari kesalahan beliau (dospem tercintahhh), dan doakan kebaikan kepada beliau. Ingat, the power of jampe-jampe doa.
Keempat adab kepada sesama penuntut ilmu.
Adalah, bagaimana kita harus saling tolong-menolong dalam mencari ilmu dalam kasusku adalah ngerjain skripsi. Memang berat Ferguso...ngerjain skripsi sendirian. Akan lebih mudah kalau ada teman yang bisa diajak sharing saling memberikan masukan. Take and give nggak cuma take melulu atau give melulu.
Jadi begitu. Meskipun ilmunya sedikit, tapi kalau senantiasa mendahulukan adab, maka akan terbuka jalan kebaikan dalam menuntut ilmu. Cukup sekian refleksi diri ini ketika menghadapi kebuntuan dalam mengerjakan skripsi. Akhirul kalam, Alhamdulillah. Bye~ mau lanjutin revisiannya. Please tolong semoga revisian kali ini di ACC.
*Sumber materi Adab dari Kelas Belajar Jadi Istri.
Leave a Comment